Unsur-elemen yang memberi
pengaruh perkembangan bahasa buah hati perlu dikenal mengingat bahwa perkembangan
bahasa pada buah hati adalah salah satu aspek dari sebagian level perkembangan
buah hati yang harus menjadi perhatian orang tua di rumah dan guru di sekolah.
Perkembangan bahasa buah hati yang dimaksud adalah meningkatnya kecakapan
pembatasan alat berkomunikasi, bagus alat komunikasi dengan metode verbal
ataupun tertulis.
Dalam perkembangan bahasa buah
hati, berdasarkan para pakar terdapat sejumlah elemen yang bisa
mempengaruhinya. Merujuk pada anggapan Vigotsky (Martini Jamaris, 2006: 34),
elemen-elemen yang memberi pengaruh perkembangan bahasa buah hati adalah:
Pertama, buah hati patut
menerapkan bahasa untuk berkomunikasi atau berbincang-bincang dengan orang
lain. Kecakapan ini disebut dengan kecakapan bahasa secara eksternal dan
menjadi dasar bagi berkomunikasi terhadap diri sendiri.
Kedua, transisi dari kecakapan
berkomunikasi secara eksternal terhadap kecakapan berkomunikasi secara internal
memerlukan waktu yang cukup panjang. Transisi ini terjadi pada frase pra
operasional, yakni pada umur 2-7 tahun. Selama masa ini, berbincang-bincang
pada diri sendiri adalah komponen dari kehidupan buah hati. Dia akan
berbincang-bincang dengan beragam topik dan perihal beragam hal, melompat dari
satu topik ke topik lainnya.
Ketiga, pada perkembangan berikutnya,
buah hati akan berbuat tanpa berbincang-bincang. Seandainya hal ini terjadi,
karenanya buah hati sudah sanggup menginternalisasi percakapan egosentris
(menurut sudut pandang sendiri) ke dalam percakapan di dalam diri sendiri.
Meskipun menurut anggapan yang
dikemukakan Petty dan Jensen (Rini Hildayani dkk., 2005: 11.8), ada empat
elemen yang memberi pengaruh perkembangan bahasa, yakni:
Berbedanya metode bagaimana si
buah hati mempelajari bahasa hal yang demikian,
Berbedanya variasi bahasa yang
dipelajari si buah hati,
Berbedanya karakteristik
kepribadian buah hati, dan
Berbedanya lingkungan daerah cara
kerja pelajaran bahasa itu terjadi.
Anggapan lain dikemukakan oleh
Sunarto dan Agung Hartono (2006: 139-140) yang menguraikan bahwa terdapat lima
elemen yang memberi pengaruh perkembangan bahasa buah hati yang bisa diuraikan
sebagai berikut:
Usia buah hati, yakni elemen
jasmani akan turut memberi pengaruh sehubungan kian sempurnanya pertumbuhan
organ bicara, kerja otot-otot untuk melaksanakan gerakan-gerakan dan isyarat.
Situasi lingkungan daerah buah
hati tumbuh dan berkembang memberi andil yang cukup besar dalam berbahasa.
Perkembangan bahasa di lingkungan perkotaan akan berbeda dengan lingkungan
pedesaan.
Kecerdasan buah hati, yakni
kecakapan untuk mencontoh lingkungan perihal suara atau bunyi, gerakan, dan
mengetahui petunjuk-petunjuk, membutuhkan kecakapan motorik yang bagus.
Kecakapan motorik seseorang berkorelasi positif dengan kecakapan intelektual
atau tingkat berdaya upaya.
Status sosial ekonomi keluarga,
yakni keluarga yang berstatus sosial ekonomi bagus, akan sanggup menyediakan
keadaan yang bagus bagi perkembangan bahasa buah hati-buah hati dan member
keluarganya.
Situasi jasmani, dialamatkan
keadaan kesehatan buah hati. Seseorang yang cacat yang terganggu kesanggupannya
untuk berkomunikasi seperti bisu, tuli, gagap, atau organ bunyi tak total akan
mengganggu perkembangan berkomunikasi dan tentu saja akan mengganggu
perkembangan dalam berbahasa.
Sebagai inti sari dari uraian di
atas bisa ditegaskan bahwa elemen-elemen yang memberi pengaruh perkembangan
bahasa pada buah hati umur dini, diantaranya: usia buah hati, keadaan
lingkungan, kecerdasan buah hati, status sosial ekonomi keluarga, dan keadaan
jasmani.
Dalam kaitannya dengan
karakteristik kepribadian buah hati, terdapat perbedaan individual yang bisa
menunjang dan menghalangi perkembangan bahasa pada buah hati. Memperhatikan
adanya perbedaan pada tiap buah hati karenanya yang patut dipandang dalam
mengoptimalkan kecakapan bahasa buah hati merupakan bisa mengakomodasi
perbedaan-perbedaan pada pembatasan atau penerapan bahasa pada tiap buah hati
untuk mengembangkannya ke arah yang lebih bagus.